Makan
pempek Palembang dan krupuk kemplang itu
sudah biasa. Sebab pempek yang menjadi makanan khas kota sungai Musi ini mudah
didapatkan di berbagai tempat. Ada pempek
Vico, Selamat, Embool, Candy, Pak Raden dan sebagainya.Tetapi ke
Palembang jika tidak mencoba sensasi rasa pindang ikan, tidaklah sempurna.
Pindang ikan adalah makanan khas Palembang, memadukan tiga rasa sekaligus,
yaitu rasa pedas, manis, dan masem.
Biasanya
disajikan dalam keadaan panas dengan stove
(alat pemanas) kecil yang menggunakan bahan bakar spirtus. Ada juga yang
disajikan tanpa alat pemanas. Kondisi ini sangat tergantung kepada warung makan
atau restoran dimana kita makan. Kita bisa mendapatkan pindang ikan di hampir
semua restoran. Namun yang saya sekomendasikan adalah Pindang Ikan di Warung
Ibu Ucha, Restoran Siang Malam, dan RM. Sri Melayu.
Kali
ini saya mencoba makan di WR. Sri Melayu bersama tiga rekan, dua dari Palembang
dan satu dari Bandung. Lokasinya berada di Jl. Demang Lebar Daun, samping Istana
Gubernur Palembang.
“Mau
pesan apa Pak? Ada dua pilihan, ikan patin daging dan ikan patin tulang”, tanya
pelayan warung dengan ramah kepada kami berempat.
“Pindang
patin daging”, jawab kami serentak.
Sambil
menunggu pesanan, ada menu lain yang disajikan, seperti sate ikan, sambal ikan,
ikan goreng, dan yang pasti lalapan. Nah, yang menjadi khas warung makan ini
adalah jenis sambalnya yang beraneka ragam.
Ada sambal mangga muda, sambal terasi, dan sambal udang. Semuanya pasti
menggugah selera pecinta kuliner nusantaran.
Lima
menit kemkudian, pesanan kami datang. Disajikan di atas kompor dengan bahan
bakar spirtus sehingga tetap dalam keadaan panas. Kuah dengan warna
kemerah-merahan dari cabe plus rempah-rempah dicampur dengan aroma daun kemangi
diatasnya, membaut kami tidak sabat untuk menyantap pindang ikan patin.
“Aroma
asapnya saja sudah menggugah selera”, komentar Iman Suleman dari Bandung.
Menurut
Pak Iskandar dari Dinas Pendidikan Provinsi yang mendampingi kami, ada dua
jenis ikan patin,yaitu ikan patin sungai dan ikan patin empang. “Ikan patin
sungai warnya lebih putih, sedangkan ikan patin empang warnya lebih hitam. Dari
segi rasa, ikan patin sungai lebih sedap dibandingkan ikan patin empang”, ucap
Iskandar sambil menikmati kuah pindang yang masih panas.
Waow Pindangnya terasa beda banget rasanya, enak banget kak, boleh nanya resepnya kak??
BalasHapus