Sabtu, 18 Juni 2016

GONTORIANA-6 BANYAK MAKAN TEWEL, BIKIN TIDUR DI KELAS




Salah satu menu makan di Pondok Gontor yang terkenal dan populer di kalangan santri adalah sayur tewel. Yaitu sayur nangka muda, dimasak dengan kuah yang diberi santan dan cabe. Perpaduan antara santan dan cabe inilah yang membuat sayur tewel menjadi nikmat. Lezat. Mantap. Maknyus.

Di Jawa, tewel disebut 'gori' dan biasanya dimasak menjadi 'gudeg'. Di Padang, tewel biasa dimasak dengan bumbu gulai, sebagaimana mudah kita temui di Warung makan Padang. Di Gontor, tewel dimasak dengan cara yang khas.

Bagi santri Gontor, khususnya pada tahun 1980-an, sayur tewel merupakan menu favorit kedua setelah 'pecel'. Biasanya disajikan untuk makan siang, dengan lauk tempe goreng.

Di Gontor, dalam hal makanan, ada kebijakan, santri boleh menambah nasi dan sayur, tetapi tidak boleh menambah lauk. Oleh sebab itu ada sistem kupon atau kartu untuk pengendalian/kontrolnya. Bahkan ada pengurus OPPM Bagian Koperasi Dapur yang bertugas mengawasi proses antrian mengambil jatah makan. Di sinilah sebenarnya terjadi penanaman disiplin antri bagi para santri.


Nah bagi santri penggemar sayur tewel--termasuk saya--biasanya akan menambah sayur dan nasi. Namun, kebanyakan makan sayur tewel bisa berdampak ngantuk di kelas.

Mereka yang ngantuk di kelas sering dijadikan guyonan oleh teman-temannya dengan istilah:
"Huwa naim fil-fashli, liannahu katsiru akli tewel". Artinya, dia tidur di kelas karena kebanyakan makan sayur tewel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar