Di kantin
atau kafetaria Pondok Gontor ada dua menu favorit yaitu mie goreng yang lebih
dikenal dengan istilah makrunah dan bubur kacang ijo.
Biasanya,
para santri makan makrunah dan bubur kacang ijo pada saat istirahat belajar di
pagi hari atau sore hari.
Satu porsi
mie goring, isinya cukup banyak. Bisa dimakan dua sampai tidak orang. Untuk
menghemat uang jajan, para santri biasanya beli makanan bareng-bareng.
"Ana
yang beli mie goreng, enta yang beli bubur kacang ijo ya", ucapku kepada
teman dekatku saat beli makanan.
Nah, mie
goreng dan bubur kacang ijo itu kami makan berdua. Dengan bahasa iklan
sekarang, beli mie goreng dapat bubur kacang ijo atau sebaliknya. Tidak hanya
hemat, tapi para santri juga bisa cerita banyak hal pada saat makan bareng.
Dari situlah ukhuwah atau persaudaraan terbentuk. Bahkan hal seperti itu
menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Saat asyik
makan mie goreng, tiba-tiba ada teman seasrama datang.
“Afwan,
ana gabung ya. Bolehkan?”
“Silahkan.
Mumpung masih ada mie goreng”.
Di Gontor,
para santri yang nimbrung saat teman-temannya sedang menikmati makanan di
kantin, biasa disebut ‘qismu tandhif’ alias bagian bersih-bersih. Sebab ia akan
kebagian ‘sisa’makanan.
Wah...Jadi
pingin makan makrunah dan burjo ala Gontor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar