Terbuat
dari kayu, barangnya kecil, ringan, panjang, dan digunakan oleh setiap murid sekolah.
Tahukah Anda, barang apa itu? Itulah
pensil yang kita pakai sejak kecil sampai sekarang. Bagi mayoritas anak-anak sekolah pensil masih dimaknai sebagai alat
tulis. Tetapi bagi kita yang sudah
dewasa, pensil memberi makna lebih dari sekedar alat tulis. Menurut Sunarto (2012) dalam buku Icebreaker dalam Pembelajaran Aktif,
pensil memiliki lima makna yang jika kita kelola dengan baik akan memberikan
kedamaian dan ketenangan dalam hidup kita.
Pertama,
dengan pensil kita mampu menulis karya besar dalam bentuk buku, puisi, cerita,
atau tulisan lainnya. Melalui karyanya, seseorang bisa menjadi kaya raya
seperti JK Rawling penulis buku Harry Potter. Tetapi kita tidak boleh lupa
bahwa dibalik kesuksesan besar tersebut
selalu ada tangan yang membimbing
langkah kita. Kita menyebutnya tangan Tuhan dan Dia selalu membimbing
kita menurut kehendakNya.
Kedua,
sesekali kita mesti berhenti menggunakan pensil dan merautnya. Pensil itu akan
menderita sejenak, tetapi setelah itu, ia akan menjadi semakin tajam. Enak
untuk menulis. Demikian halnya dengan kehidupan kita. Kita harus belajar
menahan luka dan kesedihan yang sifatnya sementara karena itu akan membuat diri
kita semakin lebih baik. Orang sukses adalah orang yang mampu menghadapi cobaan
hidup.
Ketiga,
dengan menggunakan pensil memungkinkan kita untuk menghapus tulisan yang salah
dan kemudian melakukan perbaikan. Berbeda dengan balpen tinta. Kita tidak bisa
menghapus tulisan yang salah. Artinya, mengakui kesalahan dan membetulkan
kesalahan bukanlah sesuatu yang aib atau buruk. Ibarat kata pepatah to err is human (melakukan kesalahan itu
manusiawi). Dengan mengakui kesalahan dan bertekat untuk membetulkan kesalahan
tersebut, kita akan selalu berada di jalan yang benar.
Keempat, bagian yang terpenting dari sebuah pensil
bukanlah kayu bagian luarnya, tetapi grafit di dalamnya. Artinya, kita dituntut
untuk selalu memperhatikan apa yang ada
dalam diri kita. Termasuk mengenali
kekuatan dan kelemahan atau kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Biasakan
mengaca diri, instropeksi diri atau muhasabah.
Terakhir,
atau yang kelima, pensil selalu meninggalkan jejak. Demikian juga segala yang
kita lakukan dalam hidup ini selalu meninggalkan jejak. Karena itu kita harus
menyadari setiap ucapandan tindakan kita akan memiliki dampak baik kepada diri
sendiri maupun kepada orang lain. Karena itu hendaknya kita selalu berpikir
sebelum berbuat. Bak kata sebuah mahfudhat (wisdom) Fakkir qabla an ta’zima, artinya berpikirlah sebelum berbuat. Atau
wisdom Barat yang menyebutkan think
before you say and never say before you think. (BangS)
Kamis, 24 Mei
2012.
super sekali, pencerahan, benda atau hal yang mungkin saya anggap sepele ternyata mempunyai makna yang luar biasa, menghargai diri sendiri dan juga sesama. mengerti apa yang ada dalam diri dan sekitar. tetap kuat dalam mengahadapi cobaan, karna nantinya akan berbuah manis :)
BalasHapus