Minggu, 19 Februari 2017

PABELANIANA-2 SAYUR TUMIS KANGKUNG




Salah satu proses adaptasi atau penyesuaian diri yang harus dialami santri adalah adaptasi dengan makanan. Kebutuhan terhadap makanan dalam istilah Maslow disebut dengan basic need. Jika urusan makanan ini tidak terpenuhi atau teratasi, sangat berpotensi menimbulkan masalah. Selain adaptasi terhadap makanan, adalah adaptasi dengan disiplin dan keilmuan.

Di Pondok Pabelan, ada menu khas yang selalu dikenang para santri, yaitu sayur tumiskangkung. Seingat saya, dalam seminggu, sekurang-kurangnya tiga kali makan tumiskangkung. Lauk pendampingnya biasanya adalah tempe goreng atau rempeyek kacang.

Bagi santri baru, sebagian ada yang mengalami kesulitan beradaptasi dengan pola makan di pondok. Oleh karena itu, mereka biasa diberi bekal lauk tambahan oleh orang tua. Bagi saya, lauk bekal favoritku adalah sambel pecel dan serundeng, yaitu parutan kelapa digoreng kering.

Sayur kangkung, saat ini ternyata menjadi menu Andalan di berbagai restoran. Cuma namanya agak beda, yaitu Cah Kangkung, meskipun cara masaknya tidak jauh berbeda.
Bahkan di Lombok, kangkung menjadi kuliner favorit, dengan sebutan plecing kangkung.

Nah, apakah sayur tumiskangkung di Pondok Pabelan sekarang masih menjadi menu utama santri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar