Sabtu, 22 September 2012

PENDIDIKAN PILAR KEBANGKITAN BANGSA


Pendidikan adalah pilar kebangkitan sebuah bangsa. Banyak bangsa besar di dunia menjadi maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni  karena maju dalam bidang pendidikan. Pendidikan memberikan nilai tambah atau added values tersendiri bagi sebuah bangsa. Jepang, Korea Selatan, Australia dan Singapura adalah contoh nyata dari bangsa yang telah maju karena kemajuan dalam bidang pendidikan.

Demikian pesan Komaruddin Hidayat Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ketika membuka acara International Conference on Measurement and Evaluation in Education and Psychology di Syahida Inn, Jumat (21/9/2012). Konferensi ini merupakan rangkaian acara  milad ke-10 Fakultas Psikologi UIN Jakarta dan diselenggarakan bekerjasama dengan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI).   

Menurut Komaruddin, fakultas psikologi, termasuk Fakultas Psikologi UIN Jakarta, dituntut untuk menjadi center of excellence yang memiliki kontribusi tidak hanya dalam  pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam pengambangan karakter bagi peserta didik yang akan menjadi  penerus masa depan bangsa. 

“Fakultas Psikologi  harus menghasilkan ilmu  pengetahuan melalui penelitian dan kajian ilmiah, terutama pada tingkat pascasarjana. Hasil-hasil penelitian ini selanjutnya diseminarkan  dalam fórum ilmiah seperti konferensi ini dan diterbitkan dalam sebuah jurnal ”, ungkapnya seraya menambahkan idealnya rasio mahasiswa  di sebuah fakultas adalah 60% dan 40% untuk jenjang S1 dan S2.

Lebih lanjut Komaruddin memberikan ilustrasi, bangsa China sanggup melakukan investasi selama 350 tahun untuk membangun tembok besar (Great Wall) karena mereka memiliki impian supaya  bisa bertahan untuk ribuan tahun ke depan. Setelah berhasil membangun Great Wall, bangsa China membangun tembok kedua, tetapi tidak dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk pendidikan dan budaya. Mereka tahu pendidikan adalah pilar kebangkitan sebuah bangsa.

Sebagai pembicara utama dalam konferensi ini adalah Prof. Peter Paul Moormann, Ph.D dari Universitas Leiden Belanda, yang menyampaikan paper dengan judul “Difficulties and stumbling blocks with measurement in psychodiagnostics”. Sehari sebelum konferensi, Peter juga menjadi pemateri workshop tentang “The Bermond Vorst Alexithymia Questionnaire (BVAQ)”.

Sementara itu secara terpisah, Jahja Umar Dekan Fakultas Psikologi mengatakan fokus konferensi kali ini adalah pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan dan psikologi.  “Tema ini sesuai dengan visi Fakultas Psikologi UIN Jakarta untuk menjadi pusat kajian psikologi kuantitatif”, ucap Jahja Umar seraya menambahkan pada tahun 2013 Fakultas Psikologi UIN Jakarta akan mengundang Bengt O. Muthen, untuk memberikan pelatihan aplikasi software MPlus, yaitu sebuah software untuk análisis statistik dengan variabel laten. (BangS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar