Terharu.
Sekali lagi terharu. Itulah ungkapan yang
tepat untuk menggambarkan ulang tahun
ke-42 saya pada hari Selasa, 29 Mei 2012 di kantor Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Bagaimana tidak terharu. Mulai dari kue, doa bersama,
nyanyian ulang tahun, dan potong kue, disiapkan dengan penuh kejutan atau surprise. Semuanya di luar dugaan saya.
Padahal saya tidak memberitahu siapapun di BSNP bahwa hari ini adalah hari jadiku. Ya, betul-betul
surprise buat saya peristiwa hari ini.
Berdoa bersama sebelum pemotongan kue ulang tahun di ruang sidang BSNP. Doa dipimpin oleh
Teuku Ramli Zakaria, Anggota BSNP. Dari kiri ke kanan, Prof. Djemari Mardapi,
Prof Gaguk Margono, Prof Edy Tri Baskoro, penulis, Prof M. Aman Wirakartakusumah,
Dr.Teuku Ramli Zakaria, dan Pendeta Weinata Sairin.
Teuku Ramli Zakaria, Anggota BSNP. Dari kiri ke kanan, Prof. Djemari Mardapi,
Prof Gaguk Margono, Prof Edy Tri Baskoro, penulis, Prof M. Aman Wirakartakusumah,
Dr.Teuku Ramli Zakaria, dan Pendeta Weinata Sairin.
Saya
merasa teman-teman di sekretariat dan keuangan begitu perhatian dan peduli
kepada saya. Meskipun dalam suasana
sederhana, tapi penuh makna yang tak
terlupakan dalam sejarah hidup saya. Yaitu makna kebersamaan, kekeluargaan,
keakraban, dan keharmonisan. Subahanallah. Allahu Akbar. Semoga Allah membalas
ketulusan dan kebaikan mereka dengan imbalan yang berlipat ganda. Amin.
Bagi
saya ulang tahun adalah siklus kehidupan yang biasa. Tidak perlu ada acara yang
istimewa. Saya hanya melakukan sujud syukur atas usia, rezeki, kesehatan, dan
rahmat Allah yang telah berikan kepada saya selama ini. Dalam hal ini saya bisa
dikatakan termasuk orang yang memegang paham konvensional.
Namun
hari ini saya sangat terkejut, ketika ada kue ulang tahun di kantor BSNP. Lebih-lebih
saat berdoa dan menerima ucapan selamat ulang tahun dari Ketua, anggota, dan
staf sekretariat BSNP. Saya juga penasaran, siapa desainer di balik kejutan
hari ini. Untuk menghilangkan rasa penasaranku, saya memberanikan diri
mengajukan pertanyaan.
Potong kuenya....potong kuenya...potong kuenya sekarang juga.......
“Dari
mana Ibu tahu hari ini hari ulang tahun saya?”, tanyaku kepada Ibu Lina bagian
keuangan dengan penuh keharuan.
“Tadi
malam alarm handphone saya berdering”, jawab bu Lina sambil tersenyum.
Secara
terpisah, bu Ning ketika saya tanya dengan pertanyaan yang sama juga memberikan
jawaban senada.
“Kita
ada catatan tersendiri Pak”, ungkapnya dengan penuh keakraban.
Selain
dari anggota dan staf BSNP, ucapan selamat ulang tahun juga datang dari Pak RT
02/12. Melalui SMS, pak Sumradi mengucapkan selamat ulang tahun.
“Selamat
Ulang Tahun Pak Bambang. Semoga panjang umur, sehat, murah rezeki,sukses dalam
membina rumah tangga dan karir serta senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Amin”. Dari Sumradi dan keluarga.
Lain
lagi ucapan selamat dari mahasiswa pascasarjana fakultas psikologi. “Dan
kesejahteraan semoga selalu dilimpahkan
kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali. Happy birth
day”.
Dari
pihak fakultas psikologi, ada Sdri Rini, Senja dan Sri Mulyati yang turut
mengucapkan ulang tahun pada hari ini.
Anehnya, istri dan anak-anak saya sendiri lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Mereka belum mengucapkan ulang tahun ketika saya sudah menerima ucapan ulang tahun dari berbagai pihak. “Barang kali istri dan anak-anak lupa, sebab saat ulang tahun anakku yang pertama saya juga lupa”, pikirku dengan positif.
Pada
sore hari menjelang maghrib, istri saya pulang dari tempat kerja, UIN Jakarta.
Saat itulah saya membuat kejutan baginya. Begitu masuk rumah langsung saya
sambut dengan pertanyaan, “Lupa ya hari ini tanggal 29 Mei?”.
“Ya
Allah….Abi ulang tahun”, jawab istri
sambil memelukku erat-erat.
Setelah
cipika-cipiki, saya menelpon anak-anak di Malang mengingatkan mereka kalau hari
ini ulang tahun.
“Tadi
Ara telpon, tapi Abi belum pulang”, ungkap anakku nomor tiga mengawali
pembicaraan. Kemudian secara bergantian tiga anak saya mengucapkan selamat
ulang tahun kepada saya.
“Abi
ulang tahun ke berapa hari ini?”, tanya anak nomor pertama yang saat ini duduk
di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah.
“Ulang
tahun ke-42”,jawabku sambil menjelaskan angka empat artinya saat ini saya
dikarunia empat anak, yaitu Icha, Uding, Ara, dan Rafi. Sedangkan angka 2 (dua)
artinya kedua orang tua (bapak dan ibu). Angka dua juga berarti, Rafi, anak
keempat saya saat ini berusia dua tahun. Empat ditambah dua menjadi enam, yang berarti
rukun iman. Angka enam juga berarti bahwa anak pertama saya saat ini duduk di
kelas enam dan baru saja ikut Ujian Nasional pada bulan April yang lalu.
Tetapi,
tambahku, selain arti angka 42 tersebut, ada yang lebih mengharukan.
“Apa
itu bi?”, tanya anakku dengan rasa ingin tahu.
“Tahu
gak…. Pada saat teman-teman dan kerabat Abi di tempat kerja mengucapkan ulang
tahun,bahkan mendoakan dan menyediakan kue ulang tahun, Mama malah lupa kalau
hari ini ulang tahun Abi”.
“Ya
Allah……kok bisa Bi?”, komentar mereka dengan penuh keheranan.
“Ya
bisa namanya juga manusia”, jawabku singkat.
Itulah
kisah ulang tahun yang mengharukan. Menjadi sejarah tersendiri dalam kehidupan
saya dan tidak pernah akan saya lupakan. Apapun yang terjadi, saya hanya bisa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, kerabat, sahabat, dan teman di
BSNP, Fakultas Psikologi, dan perumahan Alam Cirendeu. Semoga Allah menerima
kebaikan mereka dengan memberikan imbalan yang berlipat ganda di dunia dan
akhirat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar