Senin, 27 Februari 2012

KIAT MENULIS DI JURNAL ILMIAH

Menulis di jurnal perlu kiat, strategi, dan teknis penulisan tersendiri. Banyak hasil penelitian yang berkualitas tetapi tidak diterima untuk diterbitkan karena strategi dan teknis penulisannya kurang tepat. Sebaliknya, banyak penelitian yang sederhana—maaf sederhana bukan berarti tidak bermutu--, namun dikemas dengan indah dan menarik, sehingga menjadi tulisan yang bermutu dan dipublikasikan di jurnal bertaraf internasional. Dengan demikian jelas bahwa strategi itu lebih penting dari materi. Meminjam istilah Nurcholis Madjid, al-tariqah ahammu min al-madah. Cara atau strategi itu lebih penting dari materi.

Menurut Corina dan Zuhdi, kiat penulisan di jurnal ilmiah itu lebih ditekankan kepada pengorganisasian ide dan sistematika penulisan. Ketika mengorganisasikan ide, menurut Corina, ada perbedaan antara orang Barat dan orang Asia, termasuk Indonesia. Orang Barat cenderung straight forward atau langsung kepada tujuan. Sebaliknya orang Asia cenderung berputar-putar atau ngalor ngidul. “Coba Anda cermati kembali pendahuluan pada skripsi atau tesis mahasiswa kita, berapa halaman mereka menulis untuk mengantarkan pembaca kepada rumusan masalah”, ungkap Corina memberikan contoh pola pikir mahasiswa yang cenderung tidak to the point.

Sejenak mari kita cermati pengalaman Corina berikut ini.

“Mana rasional dan alasan diperlukannya penelitian ini?”, tanya Corina sebagai pembimbing kepada mahasiswa yang datang dengan sepuluh halaman untuk pendahuluan tesisnya.

“ Ada ibu, di paragraf terakhir halaman tujuh”, jawab mahasiswanya dengan singkat.

“Kalau begitu, mulai dari halaman pertama sampai halaman keenam dibuang”, perintah Corina dengan tegas.

“Ibu tidak menghargai usaha dan tulisan saya!”, ungkap mahasiswa dengan nada protes.

“Saya menghargai usaha dan tulisan Anda bukan dari jumlah halaman, tetapi dari pengorganisasian ide di dalam tulisan Anda”, jelas Corina sambil memberikan argumen.

Senada dengan Corina, M. Zuhdi Kepala Pusat Bahasa UIN Jakarta, memberikan contoh lain. Ada penulis menganalisis nilai-nilai Pancasila yang mulai runtuh di generasi muda bangsa Indonesia. Dalam pendahuluannya, ungkap Zuhdi, penulis tersebut bercerita mulai dari bagaimana Pancasila itu lahir dan dikembangkan sampai menjadi sebuah ideologi. Ini pemborosan energi, pikiran, dan materi sebab penulis menghabiskan beberapa halaman (lembar kertas) hanya untuk membicarakan sejarah pancasila. Mestinya penulis berasumsi pembaca sudah mengetahui sejarah Pancasila. Bagi mereka yang belum mengetahui, ya, dituntut untuk menelusurinya sendiri.

Kisah dan contoh sederhana yang dikemukakan Corina dan Zuhdi di atas, masih sering kita (dosen Fakultas Psikologi) temukan dalam skripsi mahasiswa. Penulis tidak akan memberikan data dan bukti empiris dalam tulisan yang singkat ini. Tetapi, coba Anda ambil salah satu skripsi mahasiswa bimbingan Anda. Baca kembali bagian pendahuluan dengan teliti. Cermati paragraf demi paragaf. Telaah, kalimat demi kalimat. Kritisi ide demi ide. Analisa hubungan antara ide di satu paragraf dengan ide di paragraf berikutnya. Kemudian tuliskan temuan Anda dalam secarik kertas.

Dapat diprediksikan bahwa sebagian besar dosen pembimbing akan menulis begini: Ya, benar. Ternyata banyak ide yang kocar-kacir. Tidak teroganisir dengan baik. Kok bisa begini sih. Dengan ada perasaan guilty feeling dalam diri sendiri. Sebab merasa kurang teliti saat membimbing. Maaf, penulis tidak berpretensi menuduh atau menyalahkan orang lain. Tetapi penulis juga memiliki perasaan yang sama.

Apa solusi dari permasalahan di atas? Dari penelusuran literatur penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh Corina, karakteristik rumusan masalah yang baik itu adalah clear, spesific, and straight forward. Ada lagi yang menambahkan dengan measurable. Empat kriteria ini lah yang perlu kita jadikan dasar ketika mencermati tulisan mahasiswa bimbingan kita, yaitu jeals, spesifik, langsung ke masalah utama, dan terukur.

Jika empat kriteria di atas kita jadikan dasar dalam membuat pendahuluan sebuah penelitian atau tulisan ilmiah, maka bagian pendahulun itu cukup ditulis dengan hanya empat sampai lima paragraf. Dengan catatan, ide-ide yang ada dikemas dan diorganisasikan sedemikain rupa sehingga menjadi convincing bagi pembaca.

Apa yang penulis sampaikan di atas merupakan contoh kecil pengorganisasian ide dalam sebuah pendahuuan. Ide-ide tersebut juga masih relevan untuk bagian lain dari tulisan ilmiah. Nah, apa kiat atau tips menulis supaya tulisan kita bermutu? Dari pemaparan para nara sumber, Komaruddin Hidayat, Nur Kholis Setiawan, Corina Deborah Silalahi, M. Zuhdi, Abdul Mujib, dan Asrori S. Karni, penulis dapat merangkum 15 tips menulis di jurnal ilmiah.

1. Akrabkan diri Anda dengan Guideline for Authors (GFA) atau Introduction to Authors (ITA).

2. Baca tiga atau empat artikel dari jurnal yang akan Anda kirimi artikel.

3. Lakukan brainstorming melalui bacaan dan diskusi informal bersama rekan sejawat untuk mendapatkan ide atau isu yang akan ditulis.

4. Sesuaikan cara menulis dengan panduan yang diberikan masing-masing jurnal.

5. Hal-hal yang bersifat teknis harus sudah selesai (settle) sejak awal dari proses penulisan.

6. Tulis apa yang anda kuasai terlebih dahulu. Bisa dari hasil, metode, atau tujuan.

7. Tuliskan ide dengan singkat dan padat.

8. Baca ulang apa yang sudah Anda tulis. Jangan berpikir untuk menghasilkan tulisan yang indah dan bagus, dapat dilakukan dengan sekali duduk di depan laptop Anda.

9. Tulis dengan perasaan bukan dengan pikiran. Supaya Anda tidak terbelenggu dengan kaidah gramatika bahasa.

10. Ikuti konferensi akademik yang diselenggarakan oleh organisasi profesi keilmuan.

11. Luangkan waktu, meskipun sedikit, setiap hari untuk menulis.

12. Buat judul yang menarik minat pembaca

13. Hindari membonsai atau copy paste hasil penelitian dalam penulisan untuk jurnal.

14. Kenali waktu-waktu efektif Anda untuk menulis. Waktu pagi hari, sore hari, atau tengah malam.

15. Tulis artikel Anda bersama orang yang terkenal.

16. Mulai menulis dari sekarang.

17. Jangan menunda-nunda niat menulis.

Selamat mencoba. Semoga sukses.

(BangS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar